Mimpi???

Kamis, 02 Oktober 2008

|

mereka bilang "mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia"

ya, gue berpegang kepada prinsip demikian, because I am a Dreamer, gue selalu ingin mimpi-mimpi gue jadi kenyataan.

pernah berlaku kalimat "tidak ada yang mustahil".

Benar!! di dunia ini tidak ada yang mustahil kawan!! tapi... apakah hal tersebut masih dipegang oleh orang banyak? ataukah hanya sekedar kalimat penambah semangat belaka?

Kembali pada masalah "mimpi", yang gue bicarakan bukanlah bunga tidur, tapi lebih cenderung kepada angan-angan, cita-cita, impian!! gue termasuk orang yang percaya akan mimpi, tapi, untuk mewujudkan mimpi tersebut, rasanya tidaklah mudah, terlalu banyak duri di jalan, terlalu banyak rantai yang siap mencegah kita meraih mimpi, terlalu lebar dan dalam jurang yang menghalangi kita menggapai mimpi...

memang apa mimpi gue sebenarnya?

sederhana aja, gue cuma pengen punya sayap untuk bisa terbang dan merasakan langit yang luas, serta pandangan tak terbatas, dan, tentu saja, kebebasan!! serta mewujudkan khayalan-khayalan gue yang kadang gue tumpahkan di atas kertas menjadi nyata, dalam konteks yang real tentunya, itu aja udah cukup buat gue...

tapi... pernah ngga terpikir, kalau hal-hal seperti mimpi yang menjadi nyata karena kekuatan tekad, atau semangat dan keyakinan dan sebagainya itu hanya ada di dalam komik atau film?

bukannya bermaksud skeptis, hanya ingin menanyakan... karena banyak orang yang berpikir demikian...

karena jujur aja, gue ngga mau hidup gue dirusak sama hal yang namanya LOGIKA dan REALITA. Karena gue, silakan kalau kalian ingin mengejek gue, orang yang memang kalau berpikir jarang menggunakan logika, atau memikirkan kenyataan, karena gue masih percaya dengan yang namanya MIMPI.

Silakan kalian memanggil gue tukang ngimpi, aneh, freak, silakan!! gue udah kenyang sama panggilan kayak gitu... karena inilah gue yang sebenarnya, gue adalah orang yang ekspresif!! radikal!! cenderung kontroversial!! tapi gue punya waktu dan tempat untuk mencurahkan hal-hal tersebut, jadi gue masih punya aturan, dan, sekali lagi, terserah kalian mau bilang apa!!

Tapi, apakah gue sendiri berhasil meraih mimpi-mimpi gue? belum!! belum berhasil! memang, ini masalah waktu, karena gue masih punya keyakinan, tapi... faktor intern dari diri gue sendiri aja ngga cukup, gue perlu dukungan! dan apakah gue dapet dukungan? ya, tapi SEDIKIT SEKALI, bukan hanya yang mendukung, tapi yang mengerti,  lebih banyak orang yang ngga mengerti dan akan tetap begitu daripada orang yang ngga mengerti tapi mencoba untuk mengerti, sakit, memang. Bukan, bukan mereka yang sakit, tapi gue.

memang, hidup di kota  jaman sekarang lebih sulit daripada di desa jaman dulu, karena orang yang masih percaya pada mimpi sudah semakin berkurang. Semua orang hampir dikendalikan hidupnya oleh teknologi-teknologi dari negri seberang, entah itu memang keperluan atau hanya sebagai petunjuk status sosial saja agar dilirik?

pernah disinggung bahwa jumlah sampah kian mengingkat, terutama di kota besar, ya, para penghuninya yang hipokrit, munafik, penjilat, bajingan, begundal dan sebagainya, merekalah sampah yang sebenarnya, andai perbuatan mereka memiliki bau, mungkin, baunya lebih busuk daripada sampah yang menumpuk di bantar gebang.

Tunggu dulu, jangan terburu emosi, gue bicara hal ini dari pandangan pribadi... mungkin bagi orang lain, gue termasuk di antara mereka, ya, silakan, itu hak anda untuk berpendapat. Menurut gue, para brengsek yang gue sebu tadi adalah orang-orang yang justru melihat realita, bukan mimpi, memang, dalam hidup ini, kita harus melihat realita atau kenyataan, begitu pula untuk pemimpi seperti gue, sebenci apapun gue dengan realita, tetap saja, itulah yang harus gue hadapi.

Apa yang membedakan? Gue ngga menyerah pada realita, karena sekali lagi, gue punya mimpi! ya! Mimpi! itulah senjata gue untuk ngadepin realita, tanpa mimpi, mungkin gue cuma jadi boneka kosong yang kehidupan gue diatur oleh mesin dan otak gue diganti dengan microchip super canggih, yang membuat gue tetap bisa hidup dan merasakan segala sesuatunya tapi tetap ngga punya mimpi.

Apa lagi yang kita punya? Kebebasan! ya! Kebebasan yang hakiki!! tanpa Kebebasan, dalam berekspresi, seniman akan mati kekeringan, tanpa kebebasan, dalam berpendapat, politikus dan anggota dewan mungkin akan tertidur lebih lelap di tengah-tengah rapat, tanpa kebebasan, dalam hal apapun, akan membuat jiwa seseorang mati dan membusuk di dalam raganya.

Gue orang yang menjunjung tinggi kebebasan, karena gue udah pernah ngerasain yang namanya TERKEKANG! Selama satu tahun penuh! Satu tahun terburuk dalam hidup gue, dan gue masih nyesel dan berharap ngga pernah melakukan kesalahan fatal yang menjadi titik balik dalam kehancuran hidup gue dalam satu tahun tersebut. Gue ngga mau ngerasain lagi yang kayak gitu, sebuah simbol kekuasaan absolut, dengan tindakan pencekalan, pencegahan dan pelarangan ekspresi dalam bentuk apapun dengan modus : cinta

fuck. bullshit semua.

Dan, dengan rasa cinta yang sekarang gue dapatkan, yang gue curahkan, gue harap itu semua ngga terulang lagi, karena bagaimanapun juga, gue udah bisa ngelupain siapa, kapan, dan lain-lainnya yang menyangkut kehancuran gue selama setahun tersebut.

Terlebih, sekarang gue udah mendapatkan cinta yang gue inginkan, yang udah nyembuhin gue dari luka gue yang menganga lebar karena hal-hal brengsek di atas. Dan sekarang saatnya gue nikmatin waktu-waktu bahagia gue bersama orang yang gue sayangin, and don't interrupt, I have my own business...

jadi sekali lagi, gue menekankan, bukan sebagai informasi sih, lebih sebagai penjelasan atas diri gue aja, bahwa Mimpi, dan Kebebasan, adalah harga mati bagi manusia untuk bisa melanjutkan hidup mereka tanpa harus hidup dengan pola yang sudah diatur oleh mesin dan komputer. Karena kita, sebagai manusia, punya jiwa, punya nurani, dan punya perasaan. Tak satupun dapat mengatur tiap individu untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak ingin, atau tidak harus mereka lakukan. Karena mimpi adalah kunci untuk menaklukkan dunia.

Dimulai dari dunia kita sendiri.

0 comments:

Diberdayakan oleh Blogger.