Sayang.. #1

Senin, 19 Agustus 2013

|
Sayang..

Ini bukan pertama kalinya kita berdampingan bersama.. Apa kamu masih ingat? bagaimana senewennya aku di dalam Peugeot 360 oren legendaris milik Danny, ketika aku mengungkapkan apa yang selama ini aku pikirkan, dan bagaimana gembiranya aku ektika kamu mengangguk sambil tersenyum mengiyakan, sementara Danny dan Pida sudah protes karena menunggu kelamaan di McD..

Sayang..

Hari-hari berikutnya kita jalani berdua sebagai pasangan, susah senang.. meskipun lebih banyak susahnya.. naik bis 45 bersama yang dilanjut naik 19, lalu kita berpisah di Pangkalan jati, kamu melanjutkan menuju Pondok Bambu, sementara aku terus ke Jatibening..
Atau terkadang nebeng mobilnya Danny bersama Pida, atau bareng Bol kalau kebetulan dia bawa mobil.. Pergerakan kita baru agak bebas ketika papa mempercayakan motor karisma miliknya untuk kita gunakan, ingat tempat first date kita? di Ragunan :) waktu itu kita ke sana karena kamu lagi ngambek, kesel dan marah-marah, akhirnya kita cabut kuliah menuju ke sana..

Sayang..

Pada saat itu kita memang masih terlalu naif, masih terlalu ceroboh dan masih belum tau bagaimana harus bersikap, karena masing-masing diri kita masih terperangkap fragmen masa lalu, yang membuat tindakan kita saling berbenturan. Dan pada akhirnya, beberapa hal membuat kita harus melepaskan gandengan tangan, dan kembali kepada jalur masing-masing..


Sayang..

Setelah jalan kita tidak lagi bersinggungan, aku mulai menyibukkan diri dengan berbagai hal, membangun sebuah komunitas nista yang tak terduga, namun akan menjadi titik balik kehidupan yang aku jalani, dan menjadi kunci yang membawaku kembali padamu.
Banyak hal yang aku alami dan aku lalui selama 3 tahun, bertemu teman-teman baru, petualangan-petualangan baru, dan mencoba untuk menemukan hati yang baru, untuk mengisi kekosongan yang terakhir kamu tinggalkan..

Sayang..

Jujur saja, setelah kamu pergi, hari-hariku di Unsada aku lalui hanya untuk memulihkan diri, dan mencoba menghapus bayanganmu dari pikiranku, mengingat cara kita berpisah, meskipun tanpa air mata. Tapi kenyataannya, aku tidak pernah bisa menghapus bayangmu seutuhnya, kamu terlanjur memiliki tempat tersendiri di hatiku, dan aku harus menerima hal itu. Ditambah lagi, terkadang aku masih merindukanmu, beberapa kali aku masih suka stalking akun Facebook-mu, tapi aku membiarkan perasaan itu mengendap.

Sayang..

Setelah hampir 2 tahun lebih kita tidak saling berbicara, mungkin hanya sekedar menyapa saja di kampus, karena aku berusaha untuk tidak mempedulikanmu, tapi pada kenyataannya, aku memperhatikan rambutmu yang mulai ikal dan tidak selurus dulu, penggunaan eye-shadow yang sudah berkurang, rokokmu yang sudah berganti dari Marlboro Black menthol, Dunhill Menthol dan kini A-Mild menthol, selalu menthol (duh.. dikurangin dong sayang, aku khawatir nih.. T_T) dan pipimu yang lebih tirus, badanmu yang lebih kurus juga tidak luput dari perhatianku. Kabar dirimu yang sempat dirawat di rumah sakit juga sempat menjadi perhatianku, tapi aku tidak mengatakan apa-apa. Sampai pada akhirnya, satu tahun terakhir kita mulai saling bertemu lagi, saling berbicara meskipun pada waktu itu aku selalu buru-buru pulang dari kampus dan kembali nangkring di unsada. Yah.. meskipun ada satu kesempatan di mana kamu nebeng dan turun di depan Gudang Bulog untuk kemudian menunggu Agnes di situ. Aku masih berusaha cuek dan menganggap itu tidak berarti apa-apa.

Sayang..

Kemunculanmu di Japan Fair bulan Februari kemarin membuatku agak terkejut, meskipun aku tahu kamu biasa datang ke acara tersebut, aku juga tidak terlalu mempedulikan karena sedang fokus jadi Hell Priest, BUKAN LIMBAD.
Tapi aku tidak bohong ketika aku di dalam rumah hantu, sesekali aku mengintip ke arah antrian, berharap menemukanmu sebagai salah satu pengunjung, tapi nyatanya aku tidak menemukanmu di situ.
malamnya, setelah atraksi fenomenal hampir mati manjat rigging panggung yang penuh kabel listrik dan disorot spotlight, aku masih berada dalam euphoria klimaks acara tersebut, saat itu kamu pamit pulang, aku sedikit menggodamu, dan ketika kamu menyodorkan pipimu, aku segera menciummu di tengah plasa Unsada, tepat depan panggung. Entah apa yang kamu rasakan, sementara aku, merasa senang, mungkin karena masih bercampur dengan kegembiraan pasca acara, entahlah, namun kenyataannya, pagi harinya setelah selesai membongkar rumah hantu dan tersisa empat kru, aku, Ismud, Boim dan Al, aku kembali teringat padamu di dalam diam.

Aku mengingatmu.

Sayang..

Pertemuan kita berikutnya di kampus, kamu curhat mengenai mantanmu yang brengsek-minta-diinjek-injek-pake-tank-centurion-ditusuk-tusuk-pake-pisau-komando-kemudian-diseret-pake-motor-korekan-terus-diberondong-pake-vulcan-cannon-dan-dibom-berturut-turut-pake-roket-sidewinder-plus-napalm-dan-dibuang-ke-laut-jadi-makanan-ubur-ubur. Saat itu di perpustakaan kampus, dan itu momen kita kembali berdua lagi dan berbicara panjang setelah tiga tahun yang diisi dengan kekosongan. Dan saat itu aku nyolong komik dari perpus.

Sayang..

Aku tidak bisa melepas bayangan dirimu sejak saat itu.

Aku Merindukanmu.


bersambung ke postingan Sayang.. #2

0 comments:

Diberdayakan oleh Blogger.