Memaknai kehidupan

Senin, 09 Februari 2009

|
Terkadang, untuk memaknai sebuah keberadaan, kita harus merasa kehilangan... Ironis memang, bahkan untuk meghargai kehidupan, kita juga harus kehilangan sesuatu yang berharga, sahabat, keluarga... atau orang-orang tersayang lainnya...


Kemarin, hari Minggu, 8 Februari 2009, gue kembali kehilangan seorang sahabat, Dwiyanto Wisnugroho, yang biasa dipanggil Wisnu, atau lebih dikenal sebagai Kubi di antara anggota Silat Jurus 71...

Kabar meninggalnya sahabat gue itu gue dapet dari temen gue, Yoga, sekitar jam 10.oo pagi... Gue ngga percaya pada awalnya, tapi abis itu masuk lagi kabar dari Wiwi dan Andre, akhirnya, gue dipaksa menerima kenyataan, bahwa sahabat gue sudah tiada... Mengenai penyebabnya, hanya Allah yang mengetahuinya, karena Wisnu sendiri nggah pernah buat temen-temennya khawaitr kalau dia sakit... Bahkan di saat-saat terakhirnya, dia ngga pernah bikin repot orang lain...


Wisnu di mata gue, juga di mata teman-teman gue, adalah seseorang yang ngga pernah cari masalah, badannya besar, wajahnya adem, ramah, bahkan sama yang dia kenal sekalipun, humoris, seneng bercanda, doyan anime sama manga, terutama Bleach sama Prince of Tennis... Rajin Ibadah... Ngga pernah macem-macem, ngerokok, minum, sama sekali ngga pernah disentuhnya, dia juga paling ngga bisa nolak permintaan teman-temannya, benar-benar sosok yang pasti disenangi banyak orang karena kerendahan hati dan kebaikannya...


Tapi kini, sosok besar yang ramah itu sudah tiada, dirinya sudah tenang di haribaan Allah swt... mungkin Allah telah menyelamatkannya dari dunia yang udah busuk ini... Kepergiannyayang tiba-tiba  merupakan sebuah pukulan besar bagi gue, terutama seluruh anggota Perguruan Silat JURUS SMAN 71... Setelah kepergian seorang pelatih, alm. Mas Tisna, lalu menyusul senior Ichsan, lalu Wisnu, sungguh kehilangan yang amat besar bagi kami...


Tapi Semangat mereka tidak akan pernah mati, mereka akan tetap abadi di dalam ingatan dan di dalam hati kita semua, Wisnu adalah sosok yang tidak pernah bersedih, dan tentunya dia ngga ingin kita sedih yang berkepanjangan, karena semasa hidupnya, Wisnu ngga pernah dan ngga mau bikin orang susah. Karena itu, demi Wisnu, kita harus tetap melangkah dan maju, dengan semangat yang sama, dan kini, kita semua membawa semangat dan jiwa Wisnu bersama dalam diri kita...


Oh iya... Nu... DVD Bleach punya lo masih ada sama gue... Belum sempet gue balikin... Pasti gue jaga baik-baik...
Chapter baru di onemanga juga udah terbit... lo belum sempet nonton sama baca ya? Nanti gue ceritain deh, hehehehe... sampai kita ketemu lagi yaa...


Selamat Jalan Kawan, Ingatan Tentang Dirimu Tak Akan Lekang Oleh Waktu, Api Semangatmu Tak Akan Pernah Padam, Tawamu Akan Selalu Terngiang Di Telinga Kami, Senyummu Akan Selalu Ada Di Benak Kami, Kami Akan Terus Menjalani Kehidupan Kami Dengan Gembira Seperti Dirimu Yang Selalu Tertawa, Sampai Tiba Saatnya Kita Akan Bertemu Lagi...

2 comments:

Anonim mengatakan...

Pelajaran hidup nak,

btw, ospek?? Wah, kasus tuh... seperti apa sih ospeknya?

Kamil Syamlan mengatakan...

gw jg merasa kehilangan...

Harusnya hal yg seperti itu ga terjadi apalagi di ITB....

Diberdayakan oleh Blogger.