Sayang..
12 Mei 2013, hari terakhir Demon's Playground, dan hari pertama kembalinya dirimu mengisi hari-hariku..
Sempat terpikir bahwa semuanya akan sama seperti dulu, seperti 3 tahun yang lalu.. nyatanya tidak, sangat berbeda..
Sayang..
Kini kamu menjadi lebih lembut, senyummu, tatapanmu, genggaman tanganmu, pelukanmu.
Pipimu yang tetap empuk meskipun tidak se-chubby dulu lagi, tapi aku suka, aku suka ketika menepuk-nepuk pipimu, dan memainkannya sehingga membuat bibirmu termonyong-monyong seperti ikan fugu.
Matamu yang sudah tidak pernah menggunakan softlens lagi, sehingga aku bisa melihat jelas warna matamu yang berwarna coklat. Aku suka ketika melihat matamu yang kini terlihat lebih sipit, karena tidak menggunakan eye-shadow setebal dulu, bentuk asli matamu yang sipit itu membuatku semakin gemas.
Dan yang terpenting adalah dirimu, dirimu yang tidak segegabah dulu, yang mementingkan emosi di atas segalanya, menjadi lebih.. lembut, ya lembut, aku merasakan kehangatan yang berbeda, ketika kamu menggenggam tanganku, ketika kamu memelukku ketika di atas motor, kecupan bibirmu di pipiku, atau ketika bibir kita saling beradu.
Tapi sifatmu yang pelupa dan cenderung ceroboh terkadang membuatku geregetan.. yah, tapi itulah kamu..
Kamu.. yang membuatku utuh kembali.
Sayang..
Aku tidak tahu apakah aku sudah berubah sejak terakhir kita bersama, atau masih sama seperti dulu? aku tidak tahu apakah aku sudah menjadi yang terbaik bagimu, aku tidak tahu apakah perlakuanku padamu membuatmu nyaman, aku minta maaf pernah membuatmu menangis.
Sayang..
Aku tidak pernah tahu bagaimana cara menjadi seseorang yang sanggup memberikan kebahagiaan absolut kepada orang yang aku sayangi, aku hanya melakukan apa yang aku bisa, dan selagi aku mampu, aku pasti akan melakukannya, apapun yang kemudian akan menghadang, mulai dari sekedar macet di Komsen, atau hujan badai disertai petir dan Kaiju kategori 5 yang mengamuk..
Sayang..
Bagaimanapun aku penuh keterbatasan, begitu banyak kekurangan, sehingga aku mungkin tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan, yang aku tahu, aku hanya ingin kamu bahagia, dan bisa tersenyum di sampingku, aku ingin terus melihat senyummu, dan hangatnya pelukanmu, kehadiran dirimu, semuanya.
Sayang..
Kita sama-sama tahu bahwa ada yang berbeda di antara kita, dan jalan kita masih panjang, entah seberapa panjang, dan kuharap cukup panjang untuk kita bisa lalui bersama, karena dengan adanya dirimu, aku kuat. Akan ada banyak halangan di depan kita, aku harap semua bisa kita lalui, seberapa beratnya hal tersebut dan seberapa banyak duri yang akan tersebar di jalan yang akan kita lalui.
Kita masih belum tahu ujung dari perjalanan kita, dan aku berharap di ujung jalan itu, akan ada kita, bersama, bergandengan tangan.
Sayang..
Kehadiranmu sudah lebih dari cukup.. tidak, bahkan lebih dari kata "lebih" itu sendiri sebagai pendorongku untuk memulai hari-hariku, tanpamu, entahlah, mungkin tidak akan ada perubahan dari hari-hariku yang statis.
Sayang..
Naiklah ke atas motorku, kenakan helm-mu, berpeganglah erat-erat, peluk diriku, karena kita akan memulai perjalanan kita bersama.
(meskipun motorku bermasalah pada ban, spion, starter dan tangki bensin, tapi ngga apa-apa kan yang? jangan malu ya naik motor peninggalan jaman Viking ngulitin rusa yang jarang dicuci ini)
Sayang..
Aku ngga akan pernah bosan untuk mengatakan
Aku Sayang Kamu.
Sayang.. #2
|
Posted by
Aruga
0
comments
Sayang..
Kejutan berikutnya datang ketika aku kembali menjadi Hell Priest BUKAN LIMBAD di JCC.
Saat itu si Patime meberitahu kalau ada yang mencariku, dan menunjuk sambil teriak dengan suaranya yang nyaring "Tuh orangnya tuh yang nyariin lo kak, MBAK! MBAK! INI KAK UGANYA NIH!!". yang kemudian kamu menengok dan tersenyum seraya menghampiri aku yang juga senyam-senyum..
"Bebiiiiiiii~" kamu menghampiriku dan mencubit pipiku, kita saling berpelukan sebentar. Waktu itu kamu dateng sama Anggi, yang juga lagi "usaha" pffffffffffft~~
Setelah itu aku membiarkanmu masuk ke dalam rumah hantu, dan kita berfoto bersama, kamu tidak lama ada di JCC, setelah itu kamu kembali pulang..
Sayang..
Event berikutnya aku mengajakmu untuk ikut, saat itu aku kekurangan orang untuk Ghost Parade. Aku tahu sudah sejak lama kamu meminta untuk bergabung dalam tim rumah hantu, namun aku selalu menjawab "Iya.. liat nanti.." yang kenyataannya aku tak pernah sekalipun mengajakmu dalam event-event yang ada, karena alasan tertentu, namun akhirnya kamu ada di dalam timku.. dan baru di saat inilah semuanya dimulai.
Sayang..
Mungkin event ini menjadi sebuah katalis bagiku, menjadi sebuah pemicu, di mana perasaanku padamu yang kukira telah mati, ternyata hanya tertidur dan menunggu untuk dibangunkan, lucunya, perasaan itu terbangun ketika aku berusaha untuk tidur, ya, tidur di bahumu. Di saat yang lain sibuk membenahi properti, aku berusaha untuk beristirahat, dan entah kenapa, aku ingin ada di dekatmu, hanya saja aku masih menyembunyikan perasaan, dan berusaha memastikan perasaan ini, apakah hanya sesaat, atau tidak. It's a denial.
Tapi kenyataannya aku khawatir padamu ketika aku tahu kau mandi, air dingin, padahal kamu tidak tidur semalaman, aku takut kamu sakit.
Sayang..
Setelah kemenangan kita yang tidak terduga di event keparat itu, aku kembali mengajakmu berpartisipasi di Balekota, Tangerang. Mengetahui kamu akan berangkat sendiri, sempat ada rasa khawatir, tapi kemudian aku tahu kamu berangkat bersama Dinar, jadi kamu tidak sendiri, aku sedikit lega, dan lebih lega lagi ketika kamu sampai dengan selamat di Tangerang yang sangat luwarrrrrr biyasa itu..
Sayang..
Selama 5 hari itu kita tidak pulang ke rumah, ada sedikit rasa ingin terus bersamamu, aneh memang, pada saat itu aku masih bukan siapa-siapa. Tapi tidak ada kecanggungan saat kamu duduk di pangkuanku, menyuapiku roti untuk sarapan, dan ketika aku tidur di sebelahmu. Tiap malam, saat kamu mungkin sedang berjalan-jalan bersama para kampret keliling mall kosong, atau mungkin sedang main kartu di dalam area Demon's Playground, kamu mungkin melihatku ada di depan komputer, sedang online, atau berbincang bersama Ismud, atau hal lainnya. Satu hal yang pasti, aku terus memikirkanmu, dan berusaha mencari kepastian atas apa yang aku pikirkan dan rasakan.
Sayang..
Aku mendapatkan kepastian, di hari terakhir, ketika kita sedang membereskan kostum yang dipakai, saat itu aku memlukmu dan kamu pun balas memelukku, aku menatap matamu, dan beberapa detik setelahnya, kedua bibir kita saling bersentuhan, aku kembali merasakan hangatnya ciumanmu dan lembutnya bibirmu. Dan sebelum kau pulang menumpang mobilnya Anggi, kau mendaratkan kecupan di pipiku.
Sayang..
Kamu kembali mengisi hatiku..
bersambung ke postingan Sayang.. #3
Kejutan berikutnya datang ketika aku kembali menjadi Hell Priest BUKAN LIMBAD di JCC.
Saat itu si Patime meberitahu kalau ada yang mencariku, dan menunjuk sambil teriak dengan suaranya yang nyaring "Tuh orangnya tuh yang nyariin lo kak, MBAK! MBAK! INI KAK UGANYA NIH!!". yang kemudian kamu menengok dan tersenyum seraya menghampiri aku yang juga senyam-senyum..
"Bebiiiiiiii~" kamu menghampiriku dan mencubit pipiku, kita saling berpelukan sebentar. Waktu itu kamu dateng sama Anggi, yang juga lagi "usaha" pffffffffffft~~
Setelah itu aku membiarkanmu masuk ke dalam rumah hantu, dan kita berfoto bersama, kamu tidak lama ada di JCC, setelah itu kamu kembali pulang..
Sayang..
Event berikutnya aku mengajakmu untuk ikut, saat itu aku kekurangan orang untuk Ghost Parade. Aku tahu sudah sejak lama kamu meminta untuk bergabung dalam tim rumah hantu, namun aku selalu menjawab "Iya.. liat nanti.." yang kenyataannya aku tak pernah sekalipun mengajakmu dalam event-event yang ada, karena alasan tertentu, namun akhirnya kamu ada di dalam timku.. dan baru di saat inilah semuanya dimulai.
Sayang..
Mungkin event ini menjadi sebuah katalis bagiku, menjadi sebuah pemicu, di mana perasaanku padamu yang kukira telah mati, ternyata hanya tertidur dan menunggu untuk dibangunkan, lucunya, perasaan itu terbangun ketika aku berusaha untuk tidur, ya, tidur di bahumu. Di saat yang lain sibuk membenahi properti, aku berusaha untuk beristirahat, dan entah kenapa, aku ingin ada di dekatmu, hanya saja aku masih menyembunyikan perasaan, dan berusaha memastikan perasaan ini, apakah hanya sesaat, atau tidak. It's a denial.
Tapi kenyataannya aku khawatir padamu ketika aku tahu kau mandi, air dingin, padahal kamu tidak tidur semalaman, aku takut kamu sakit.
Sayang..
Setelah kemenangan kita yang tidak terduga di event keparat itu, aku kembali mengajakmu berpartisipasi di Balekota, Tangerang. Mengetahui kamu akan berangkat sendiri, sempat ada rasa khawatir, tapi kemudian aku tahu kamu berangkat bersama Dinar, jadi kamu tidak sendiri, aku sedikit lega, dan lebih lega lagi ketika kamu sampai dengan selamat di Tangerang yang sangat luwarrrrrr biyasa itu..
Sayang..
Selama 5 hari itu kita tidak pulang ke rumah, ada sedikit rasa ingin terus bersamamu, aneh memang, pada saat itu aku masih bukan siapa-siapa. Tapi tidak ada kecanggungan saat kamu duduk di pangkuanku, menyuapiku roti untuk sarapan, dan ketika aku tidur di sebelahmu. Tiap malam, saat kamu mungkin sedang berjalan-jalan bersama para kampret keliling mall kosong, atau mungkin sedang main kartu di dalam area Demon's Playground, kamu mungkin melihatku ada di depan komputer, sedang online, atau berbincang bersama Ismud, atau hal lainnya. Satu hal yang pasti, aku terus memikirkanmu, dan berusaha mencari kepastian atas apa yang aku pikirkan dan rasakan.
Sayang..
Aku mendapatkan kepastian, di hari terakhir, ketika kita sedang membereskan kostum yang dipakai, saat itu aku memlukmu dan kamu pun balas memelukku, aku menatap matamu, dan beberapa detik setelahnya, kedua bibir kita saling bersentuhan, aku kembali merasakan hangatnya ciumanmu dan lembutnya bibirmu. Dan sebelum kau pulang menumpang mobilnya Anggi, kau mendaratkan kecupan di pipiku.
Sayang..
Kamu kembali mengisi hatiku..
bersambung ke postingan Sayang.. #3
Sayang.. #1
|
Posted by
Aruga
0
comments
Sayang..
Ini bukan pertama kalinya kita berdampingan bersama.. Apa kamu masih ingat? bagaimana senewennya aku di dalam Peugeot 360 oren legendaris milik Danny, ketika aku mengungkapkan apa yang selama ini aku pikirkan, dan bagaimana gembiranya aku ektika kamu mengangguk sambil tersenyum mengiyakan, sementara Danny dan Pida sudah protes karena menunggu kelamaan di McD..
Sayang..
Hari-hari berikutnya kita jalani berdua sebagai pasangan, susah senang.. meskipun lebih banyak susahnya.. naik bis 45 bersama yang dilanjut naik 19, lalu kita berpisah di Pangkalan jati, kamu melanjutkan menuju Pondok Bambu, sementara aku terus ke Jatibening..
Atau terkadang nebeng mobilnya Danny bersama Pida, atau bareng Bol kalau kebetulan dia bawa mobil.. Pergerakan kita baru agak bebas ketika papa mempercayakan motor karisma miliknya untuk kita gunakan, ingat tempat first date kita? di Ragunan :) waktu itu kita ke sana karena kamu lagi ngambek, kesel dan marah-marah, akhirnya kita cabut kuliah menuju ke sana..
Sayang..
Pada saat itu kita memang masih terlalu naif, masih terlalu ceroboh dan masih belum tau bagaimana harus bersikap, karena masing-masing diri kita masih terperangkap fragmen masa lalu, yang membuat tindakan kita saling berbenturan. Dan pada akhirnya, beberapa hal membuat kita harus melepaskan gandengan tangan, dan kembali kepada jalur masing-masing..
Sayang..
Setelah jalan kita tidak lagi bersinggungan, aku mulai menyibukkan diri dengan berbagai hal, membangun sebuah komunitas nista yang tak terduga, namun akan menjadi titik balik kehidupan yang aku jalani, dan menjadi kunci yang membawaku kembali padamu.
Banyak hal yang aku alami dan aku lalui selama 3 tahun, bertemu teman-teman baru, petualangan-petualangan baru, dan mencoba untuk menemukan hati yang baru, untuk mengisi kekosongan yang terakhir kamu tinggalkan..
Sayang..
Jujur saja, setelah kamu pergi, hari-hariku di Unsada aku lalui hanya untuk memulihkan diri, dan mencoba menghapus bayanganmu dari pikiranku, mengingat cara kita berpisah, meskipun tanpa air mata. Tapi kenyataannya, aku tidak pernah bisa menghapus bayangmu seutuhnya, kamu terlanjur memiliki tempat tersendiri di hatiku, dan aku harus menerima hal itu. Ditambah lagi, terkadang aku masih merindukanmu, beberapa kali aku masih suka stalking akun Facebook-mu, tapi aku membiarkan perasaan itu mengendap.
Sayang..
Setelah hampir 2 tahun lebih kita tidak saling berbicara, mungkin hanya sekedar menyapa saja di kampus, karena aku berusaha untuk tidak mempedulikanmu, tapi pada kenyataannya, aku memperhatikan rambutmu yang mulai ikal dan tidak selurus dulu, penggunaan eye-shadow yang sudah berkurang, rokokmu yang sudah berganti dari Marlboro Black menthol, Dunhill Menthol dan kini A-Mild menthol, selalu menthol (duh.. dikurangin dong sayang, aku khawatir nih.. T_T) dan pipimu yang lebih tirus, badanmu yang lebih kurus juga tidak luput dari perhatianku. Kabar dirimu yang sempat dirawat di rumah sakit juga sempat menjadi perhatianku, tapi aku tidak mengatakan apa-apa. Sampai pada akhirnya, satu tahun terakhir kita mulai saling bertemu lagi, saling berbicara meskipun pada waktu itu aku selalu buru-buru pulang dari kampus dan kembali nangkring di unsada. Yah.. meskipun ada satu kesempatan di mana kamu nebeng dan turun di depan Gudang Bulog untuk kemudian menunggu Agnes di situ. Aku masih berusaha cuek dan menganggap itu tidak berarti apa-apa.
Sayang..
Kemunculanmu di Japan Fair bulan Februari kemarin membuatku agak terkejut, meskipun aku tahu kamu biasa datang ke acara tersebut, aku juga tidak terlalu mempedulikan karena sedang fokus jadi Hell Priest, BUKAN LIMBAD.
Tapi aku tidak bohong ketika aku di dalam rumah hantu, sesekali aku mengintip ke arah antrian, berharap menemukanmu sebagai salah satu pengunjung, tapi nyatanya aku tidak menemukanmu di situ.
malamnya, setelah atraksi fenomenal hampir mati manjat rigging panggung yang penuh kabel listrik dan disorot spotlight, aku masih berada dalam euphoria klimaks acara tersebut, saat itu kamu pamit pulang, aku sedikit menggodamu, dan ketika kamu menyodorkan pipimu, aku segera menciummu di tengah plasa Unsada, tepat depan panggung. Entah apa yang kamu rasakan, sementara aku, merasa senang, mungkin karena masih bercampur dengan kegembiraan pasca acara, entahlah, namun kenyataannya, pagi harinya setelah selesai membongkar rumah hantu dan tersisa empat kru, aku, Ismud, Boim dan Al, aku kembali teringat padamu di dalam diam.
Aku mengingatmu.
Sayang..
Pertemuan kita berikutnya di kampus, kamu curhat mengenai mantanmu yang brengsek-minta-diinjek-injek-pake-tank-centurion-ditusuk-tusuk-pake-pisau-komando-kemudian-diseret-pake-motor-korekan-terus-diberondong-pake-vulcan-cannon-dan-dibom-berturut-turut-pake-roket-sidewinder-plus-napalm-dan-dibuang-ke-laut-jadi-makanan-ubur-ubur. Saat itu di perpustakaan kampus, dan itu momen kita kembali berdua lagi dan berbicara panjang setelah tiga tahun yang diisi dengan kekosongan. Dan saat itu aku nyolong komik dari perpus.
Sayang..
Aku tidak bisa melepas bayangan dirimu sejak saat itu.
Aku Merindukanmu.
bersambung ke postingan Sayang.. #2
Sayang..
Hari-hari berikutnya kita jalani berdua sebagai pasangan, susah senang.. meskipun lebih banyak susahnya.. naik bis 45 bersama yang dilanjut naik 19, lalu kita berpisah di Pangkalan jati, kamu melanjutkan menuju Pondok Bambu, sementara aku terus ke Jatibening..
Atau terkadang nebeng mobilnya Danny bersama Pida, atau bareng Bol kalau kebetulan dia bawa mobil.. Pergerakan kita baru agak bebas ketika papa mempercayakan motor karisma miliknya untuk kita gunakan, ingat tempat first date kita? di Ragunan :) waktu itu kita ke sana karena kamu lagi ngambek, kesel dan marah-marah, akhirnya kita cabut kuliah menuju ke sana..
Sayang..
Pada saat itu kita memang masih terlalu naif, masih terlalu ceroboh dan masih belum tau bagaimana harus bersikap, karena masing-masing diri kita masih terperangkap fragmen masa lalu, yang membuat tindakan kita saling berbenturan. Dan pada akhirnya, beberapa hal membuat kita harus melepaskan gandengan tangan, dan kembali kepada jalur masing-masing..
Sayang..
Setelah jalan kita tidak lagi bersinggungan, aku mulai menyibukkan diri dengan berbagai hal, membangun sebuah komunitas nista yang tak terduga, namun akan menjadi titik balik kehidupan yang aku jalani, dan menjadi kunci yang membawaku kembali padamu.
Banyak hal yang aku alami dan aku lalui selama 3 tahun, bertemu teman-teman baru, petualangan-petualangan baru, dan mencoba untuk menemukan hati yang baru, untuk mengisi kekosongan yang terakhir kamu tinggalkan..
Sayang..
Jujur saja, setelah kamu pergi, hari-hariku di Unsada aku lalui hanya untuk memulihkan diri, dan mencoba menghapus bayanganmu dari pikiranku, mengingat cara kita berpisah, meskipun tanpa air mata. Tapi kenyataannya, aku tidak pernah bisa menghapus bayangmu seutuhnya, kamu terlanjur memiliki tempat tersendiri di hatiku, dan aku harus menerima hal itu. Ditambah lagi, terkadang aku masih merindukanmu, beberapa kali aku masih suka stalking akun Facebook-mu, tapi aku membiarkan perasaan itu mengendap.
Sayang..
Setelah hampir 2 tahun lebih kita tidak saling berbicara, mungkin hanya sekedar menyapa saja di kampus, karena aku berusaha untuk tidak mempedulikanmu, tapi pada kenyataannya, aku memperhatikan rambutmu yang mulai ikal dan tidak selurus dulu, penggunaan eye-shadow yang sudah berkurang, rokokmu yang sudah berganti dari Marlboro Black menthol, Dunhill Menthol dan kini A-Mild menthol, selalu menthol (duh.. dikurangin dong sayang, aku khawatir nih.. T_T) dan pipimu yang lebih tirus, badanmu yang lebih kurus juga tidak luput dari perhatianku. Kabar dirimu yang sempat dirawat di rumah sakit juga sempat menjadi perhatianku, tapi aku tidak mengatakan apa-apa. Sampai pada akhirnya, satu tahun terakhir kita mulai saling bertemu lagi, saling berbicara meskipun pada waktu itu aku selalu buru-buru pulang dari kampus dan kembali nangkring di unsada. Yah.. meskipun ada satu kesempatan di mana kamu nebeng dan turun di depan Gudang Bulog untuk kemudian menunggu Agnes di situ. Aku masih berusaha cuek dan menganggap itu tidak berarti apa-apa.
Sayang..
Kemunculanmu di Japan Fair bulan Februari kemarin membuatku agak terkejut, meskipun aku tahu kamu biasa datang ke acara tersebut, aku juga tidak terlalu mempedulikan karena sedang fokus jadi Hell Priest, BUKAN LIMBAD.
Tapi aku tidak bohong ketika aku di dalam rumah hantu, sesekali aku mengintip ke arah antrian, berharap menemukanmu sebagai salah satu pengunjung, tapi nyatanya aku tidak menemukanmu di situ.
malamnya, setelah atraksi fenomenal hampir mati manjat rigging panggung yang penuh kabel listrik dan disorot spotlight, aku masih berada dalam euphoria klimaks acara tersebut, saat itu kamu pamit pulang, aku sedikit menggodamu, dan ketika kamu menyodorkan pipimu, aku segera menciummu di tengah plasa Unsada, tepat depan panggung. Entah apa yang kamu rasakan, sementara aku, merasa senang, mungkin karena masih bercampur dengan kegembiraan pasca acara, entahlah, namun kenyataannya, pagi harinya setelah selesai membongkar rumah hantu dan tersisa empat kru, aku, Ismud, Boim dan Al, aku kembali teringat padamu di dalam diam.
Aku mengingatmu.
Sayang..
Pertemuan kita berikutnya di kampus, kamu curhat mengenai mantanmu yang brengsek-minta-diinjek-injek-pake-tank-centurion-ditusuk-tusuk-pake-pisau-komando-kemudian-diseret-pake-motor-korekan-terus-diberondong-pake-vulcan-cannon-dan-dibom-berturut-turut-pake-roket-sidewinder-plus-napalm-dan-dibuang-ke-laut-jadi-makanan-ubur-ubur. Saat itu di perpustakaan kampus, dan itu momen kita kembali berdua lagi dan berbicara panjang setelah tiga tahun yang diisi dengan kekosongan. Dan saat itu aku nyolong komik dari perpus.
Sayang..
Aku tidak bisa melepas bayangan dirimu sejak saat itu.
Aku Merindukanmu.
bersambung ke postingan Sayang.. #2
Hentikan Pasir itu
Jangan biarkan pasir itu mengalir terjatuh
Agar aku masih bisa terus merasakan hangatnya pelukanmu
Rambutmu yang tebal
Pipimu yang halus
Bibirmu yang lembut
Hidungmu yang lucu
Dan menatap matamu yang sipit
Agar aku masih bisa merasakan hangatnya deru napasmu
Genggamanmu yang erat
Detak jantungmu yang berdegup kencang
Kecupanmu yang membuatku merasa nyaman
Jangan biarkan pasir itu mengalir terjatuh
Agar aku bisa terus bersamamu.
Agar aku masih bisa terus merasakan hangatnya pelukanmu
Rambutmu yang tebal
Pipimu yang halus
Bibirmu yang lembut
Hidungmu yang lucu
Dan menatap matamu yang sipit
Agar aku masih bisa merasakan hangatnya deru napasmu
Genggamanmu yang erat
Detak jantungmu yang berdegup kencang
Kecupanmu yang membuatku merasa nyaman
Jangan biarkan pasir itu mengalir terjatuh
Agar aku bisa terus bersamamu.
Langganan:
Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.