...itu semua berakar dari hal yang sama...

Minggu, 09 Mei 2010

| 0 comments
kita semua tau, kalo manusia itu pasti terdiri dari sua sisi.. Baik dan jahat, hitam dan putih, terang dan gelap, dan terserah bagaimana lagi kalian menyebutnya.

Hati manusia yang cenderung berubah-ubah dan tak bisa ditebak menjadi salah satu senjata yang paling mematikan. Ya, mematikan.

Tidak hanya mematikan untuk orang lain, tapi juga buat diri sendiri...

Perubahan hati yang rata-rata ngga bisa ditebak, bisa jadi benar-benar berbahaya, karena kalo seseorang udah gelap mata, maka apapun bisa dia lakukan. Dan semua itu berakar dari ego, yang, bila kita telusuri, dapat juga berasal dari sesuatu yang tak lepas dari kehidupan sehari-hari, yaituuuuu... cinta.

Dua sisi manusia yang saling berlawanan, dalam budaya modern dapat kita lihat melalui komik, ataupun film, contohnya..

Ini..


atau yang ini...


Gambar di atas menunjukkan dua hal yang kasusnya berbeda, namun tetap berada dalam konteks yang sama..

dalam film Star Wars dari episode I sampe VI, terjadi sebuah evolusi, atau perkembangan karakter yang menjadi sentral dalam saga tersebut, yaitu Anakin Skywalker yang nantinya akan menjadi Darth Vader. Perubahan yang kontras terlihat dalam episode I, saat dia hanyalah seorang bocah kecil yang bekerja sebagai budak dengan segala keluguan dan kenekatannya. Lalu pada episode II, dia telah berkembang menjadi seorang ksatria Jedi yang handal, nekat, cepat belajar, namun cenderung temperamen dan emosional. Pada film ke III, perubahan yang signifikan mulai terlihat, ketika emosi dan amarah yang merupakan pantangan bagi seluruh ksatria Jedi menguasainya, dan dia beralasan melakukan semua itu atas dasar cinta, ya, cinta, yang kemudian membawanya pada kegelapan dan merubah pribadinya 180 derajat, menjadi Darth Vader yang dingin, kejam, tangguh dan... penuh dengan kegelapan. Bagaimana dengan film ke IV, V dan VI? ya ngga perlu gw jabarinlah, toh gw ngepost niatnya bukan review pelem kok... intinya di akhir cerita dia kembali menemukan cahaya, kembali pada sisi terangnya dan... mati, gitu.

Nah bagaimana dengan Kurosaki Ichigo dalam manga/anime Bleach? kasus yang berbeda lagi. dalam kasus ini, justru Ichigo berkonfrontasi langsung menghadapi sisi gelapnya, yang secara ironi direpresentasikan sebagai cerminan dirinya tetapi justru berpenampilan serba putih. Dia diharuskan mengalahkan sisi gelapnya untuk bisa menguasai Zanpakuto yang dia miliki. Endingnya sih ketauan, si Ichigo menang, seperti biasa... prinsip yang paling umum dalam dunia manga/anime... zzzzzzzzzzz...

Lalu? maksudnya apa?

jadi... yang gw maksud adalah... seberapa jauh kita, sebagai manusia, yang bukan ksatria Jedi mahatangguh, ataupun shinigami yang punya kekuatan supranatural, sanggup mengendalikan sisi gelap kita? Anakin Skywalker telah dikalahkan oleh sisi gelapnya, padahal dia beralasan bahwa yang dia lakukan adalah demi cintanya pada istrinya. Sementara Ichigo berhasil menang dari sisi gelapnya dan berhasil memperoleh kekuatan luar biasa, karena keinginannya untuk menjadi kuat dan melindungi orang-orang terdekatnya.


sudahkah anda melihat kaitannya?


yak, benar, cinta dan kasih sayang, satu hal yang mampu menghasilkan efek yang berbeda.

Kalau rasa cinta kita berhasil kita arahkan kepada sesuatu yang positif, maka, jadilah rasa cinta itu kekuatan yang besar untuk kita, yang membuat kita mampu melakukan berbagai hal.. Tidak terbatas pada cinta kepada kekasih saja, tapi juga kepada keluarga, rekan, sahabat, bahkan alam, dan tidak lupa TUHAN..

Tapi kalau rasa cinta itu tak terkendali dan kita membiarkan perasaan yang tidak terkontrol itu menguasai kita, maka kita tak akan sanggup berpikir jernih, dan jadilah satu hal yang pada umumnya kita sebut "I'll do anything for love" tapi dalam konteks yang negatif. hasilnya? tentunya sangat fatal... karena pada dasarnya, segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik, untuk kita, maupun orang lain... ingat.. cinta dan benci bedanya tipis loh...

Karena itu, jika kita merasakan sesuatu yang kita sebut "cinta", mari kita sama-sama berpikir dengan jernih, dan tetap pada pengendalian diri kita, agar pada akhirnya, rasa cinta itu tidak akan membawa kita kepada... kegelapan... kurang lebihnya gitu, kalo kita mengacu pada contoh yang di atas...


well, gw bicara tentang hal beginian bukannya gw sok ngerti tentang cinta-cintaan.. tapi pengen sharing aja, karena ngga bisa dipungkiri juga ya, kalo perihal "cinta" itu udah jadi hal yang dekat sama kita di kehidupan sehari-hari dan mewabah lewat lagu, sinetron, dll...
terkadang masih suka geli sendiri aja ngeliat banyak "ABG-ABG Labil" yang dalam sebuah situs jejaring sosial, menuliskan status update mereka dengan hal-hal yang berbau cinta, ada yang patah hati, ada yang happy-happy, ada yang gantung, sampe yang udah terobsesi.. haduh haduh... Eh, tapi jujur aja gw juga pernahlah nulis status update kayak gitu, tapi masih dalam batas wajarlah, hehehehehe...

nah, sekarang mari kita sedikit merenung, kepada siapa cinta kita diberikan? apa dampaknya untuk kita dan orang-orang sekitar kita? negatif? positif? kalau positif ya Alhamdulillah, pertahankan..

tapi kalo negatif?

hmmmmmm...

AKU MELIHAT INDONESIA!!

Kamis, 06 Mei 2010

| 1 comments
puisi di bawah ini ditulis oleh sang Proklamator kita, yaitu Ir. Soekarno atau yang lebih kita kenal sebagai Bung Karno. Ternyata beliau selain dikenal sebagai "Singa Podium" yang sanggup membakar semangat perjuangan rakyat Indonesia, juga seorang seniman. Puisi ini ditulis sendiri oleh beliau ketika bertafakur di alam negri kita ini, yang kemudian dipopulerkan oleh seniman sekaligus sastrawan terkemuka yang juga merupakan sahabat beliau, yaitu Sitor Situmorang...

mari kita simak sejenak puisi karya sang "Singa Podium" dan coba bayangkan kembali keadaan negri kita ini, dulu dan sekarang...

AKU MELIHAT INDONESIA

Jika aku berdiri di pantai Ngliyep
Aku mendengar lautan Indonesia bergelora
Membanting di pantai Ngeliyep itu
Aku mendengar lagu – sajak Indonesia

Jikalau aku melihat
Sawah menguning menghijau
Aku tidak melihat lagi
Batang padi menguning – menghijau
Aku melihat Indonesia

Jika aku melihat gunung-gungung
Gunung Merapi, gunung Semeru, gunung Merbabu
Gunung Tangkupan Prahu, gunung Klebet
Dan gunung-gunung yang lain
Aku melihat Indonesia

Jikalau aku mendengar pangkur palaran
Bukan lagi pangkur palaran yang kudengarkan
Aku mendengar Indonesia

Jika aku menghirup udara ini
Aku tidak lagi menghirup udara
Aku menghirup Indonesia

Jika aku melihat wajah anak-anak di desa-desa
Dengan mata yang bersinar-sinar
(berteriak) Merdeka! Merdeka!, Pak! Merdeka!

Aku bukan lagi melihat mata manusia
Aku melihat Indonesia!


Akankah semangat dan kekaguman beliau hanya terhenti di saat beliau menutup mata? seharusnya kitalah yang menjaga negri kita ini dari segala macam "penyakit". Mari kita kembali mengumandangkan satu seruan, yang dulu sering sekali terdengar di seluruh sudut penjuru nusantara...

pekikan itu adalah

MERDEKA!
Diberdayakan oleh Blogger.