Suatu saat nanti..

Jumat, 31 Agustus 2012

| 0 comments
Komik adalah sesuatu yang sakral dalam hidup gw.

Sejak mengenal benda tersebut belasan tahun silam, komik menjadi bagian penting dalam hidup gw. Pertama kali gw mengenal komik, itu melalui majalah Bobo dan Donal Bebek dan tidak lupa Doraemon serta Dragon Ball. Kegemaran membaca dan bercerita, ditambah hobi menggambar yang diperkenalkan orangtua gw sejak gw berumur 3 tahun, cita-cita gw mantap. Gw mau jadi komikus.

Karakter-karakter fiktif asal Belanda (iya, Bobo aslinya dari Belanda lho, pada tau ngga?), Amerika dan Jepang itu terasa nyata buat gw yang pada saat itu masih SD. Hidup gw penuh dengan pelajaran moral dari Bobo, komedi slapstick dan omelan khas Donal bebek, benda-benda ajaib Doraemon dan kekuatan super Son Goku. Pada saat itu gw belum mengenal komik Indonesia.
Nah, suatu ketika, di SD gw kedatangan mobil perpustakaan keliling, dan gw sebagai anak yang doyan membaca, segera menghambur dan merangsek membabi buta untuk mencari komik. Di situlah gw menemukan sebuah komik tua, udah lusuh dan halamannya lepas-lepas, berjudul Ramayana dan Mahabharata, yups, komik masterpiece karya sang legenda, sang maestro, sang inspirator, alm. R.A Kosasih



Itulah awal perjumpaan gw dengan komik Indonesia, pada saat itu gw ngga tau kalo ternyata komik yang gw pegang itu, yang ngga diminati temen-temen gw yang lain, adalah sebuah mahakarya, sebuah kitab suci bagi dunia perkomikan di Indonesia (oke, mungkin agak lebay..).

Tahun demi tahun berlalu, sejak saat itu, banyak sudah judul-judul komik gw lalap, mulai dari serial misteri seperti Kelas Malam, Misteri Bunga Suzuran, serial action seperti Kenji, Boy Action (atau Ashita No Joe), Kotaro, Kungfu Boy, sampai serial cantik macam Amarilis, My Best Rival Is My Best Friend, Girl's Evolution (Yamato Nadeshiko Shichi Henge) dan Happy Cafe. Segala macam genre udah gw babat, tapi rata-rata ya komik Jepang atau Manga..
Komik Amerika yang gw tau ya paling cuma bangsanya Marvel/DC atau Donal Bebek dan kawan-kawan, sementara Komik Indonesia yang gw tau ya itu, masih Ramayana dan Mahabharata,sama palingan komik karya Tatang S, yang biasa dijual di abang-abang (dan ternyata komik ini sekarang jadi incaran kolektor..).

nah, saat gw SMP, gw mulai mengenal komik-komik Indonesia, yang memang pada waktu itu masih dalam keadaan "tertidur". Ada studio Bajing Loncat, Pet Shop, Komikers dan beberapa nama lainnya, hanya saja waktu itu pengaruh Manga masih sangat terasa, sehingga "feel" Indonesianya masih kurang begitu terasa, tapi ada juga komik dari penerbit Mizan yang menerbitkan komik dengan latar kisah 1001 malam yang dikemas dengan komedi, tapi nampaknya masih belum terdengar sampai ke masyarakat luas, tapi itu adalah sebuah awal, menurut saya.

Sejak saat itu, gw mulai menemukan komik-komik karya anak bangsa lainnya, sebutlah nama seperti Li Julian, Bayou, Galang Tirtakusuma dan lain-lain. Satu yang menarik perhatian saya ya Galang Tirta ini, dengan karyanya waktu itu "True Love", sebuah cerita remaja SMA dengan bumbu rohani, roman dan komedi, sejak itu gw mulai merasa bahwa "sang raksasa telah membuka mata", tapi ibarat orang baru bangun tidur, "masih ngumpulin nyawa dulu".

Waktu kembali berlalu, dan akhirnya muncullah komikus-komikus Indonesia yang sekarang kita kenal, sebutlah Alfi Zachkyelle yang mengawali kebangkitan dengan "Dua Warna", serta Is Yuniarto, Alex Irzaqi, Rhoald Marcellius, C. Suryo Laksono, Muh. Fathanul Haq a.k.a Matto, Rimanti Nurdarina, John G. Reinhart (He's Indonesian!) dan banyak lagi! Kini sang raksasa telah terduduk di ranjangnya, siap untuk berdiri!

Nah, ada lagi 3 orang komikus, yang telah menyulut "minyak" yang lama mengendap di dalem diri gw, sehingga menjadi "api" yang membara dengan gw sebagai tungkunya.

mereka adalah:

Sweta Kartika




Azisa Noor




Sheila Rooswita




Kenapa mereka menjadi inspirasi buat gw? Kenapa mereka bisa membakar semangat gw? Oke, I'll tell you, and this will be a long post, so you better prepare some snacks so you could enjoy your snack and read this post without getting bored..

Sweta Kartika, sang kera dengan pusaka Nenggala.
pertama kali mengenal mas-mas asal Kebumen ini, melalui account deviant-artnya http://transbonja.deviantart.com/. Saat itu gw klik "gallery"-nya, dan gw melongo, bengong, mangap-mangap, ngga tau harus komentar apa ngeliat artworknya. Dalam waktu singkat, gw menjadi pengagumnya, saat itu gw ngga tau bagaimana wujud mas-mas yang saat ini sedang melanjutkan studi S2 nya di ITB. Gw terus mengikuti sepak terjangnya di dunia maya, deviant art dan pesbuknya, dan gw mendapati kalo mas Sweta ini juga telah menerbitkan komik dalam bentuk cetak dalam komik kompilasi Koloni Jagoan, dengan judul karyanya yaitu "Dreamcatcher", ada juga "Wanara" yang bisa dibaca secara online di situs Makko.co.
Apa sih yang bikin gw mengagumi mas Sweta? jelas, goresan tangannya yang menurut gw "jahat" banget, arsirannya, imajinasinya, makna di tiap artwork, hampir semuanya! Di era digital ini, mas Sweta tetap konsisten berkarya melalui media tradisional seperti kertas dan pensil, drawing pen, pensil warna, semuanya manual! Ngga ada karyanya yang ngga bikin gw iri, kemudian gw mendapati fakta, bahwa mas Sweta adalah teman dari dosen gw di kampus, yang kebetulan mengambil prodi yang sama di ITB, maka terkejutlah gw dan mati-matian minta dikenalin, sampai akhirnya dalam suatu event, gw berkesempatan bertemu langsung dengan mas Sweta, I was thrilled. Ketemu langsung dengan komikus idola? wow.. Dari perkenalan gw dan beberapa pertemuan singkat dalam berbagai event, gw mendapati bahwa mas Sweta ini memiliki pribadi yang kalem, murah senyum dan ramah, eh, tunggu.. tadi gw bilang dia kalem? iya, kalem, kalo di depan umum, di balik itu? orangnya penuh rasa humor, hehehehehehe..
Tangannya emang beneran "jahat" loh, karena ngga cuma jago nggambar, doi juga handal bermain gitar! kurang mantep apalagi coba? he's a true artist! Di samping itu, pemikiran-pemikirannya juga tajam dan peka terhadap lingkungan sekitar, tertuang dalam blognya..
Dan kemunculannya di era kebangkitan komik Indonesia, ibarat melepaskan pusaka Nenggala di tengah pertempuran Bharatayudha, tepat waktu, dan menimbulkan efek yang luar biasa.

Azisa Noor, penjinak naga serta pecinta kebudayaan dan alam.
Nah, sama dengan mas Sweta Kartika, teteh geulis asal Bandung ini pertama kali gw jumpai pas gw masih SMA lewat deviant art, boleh dilongok di http://scarlet-dragonchild.deviantart.com/. Reaksi pertama gw? Sama aja, bengong dan planga-plongo ngeliat artworknya yang rata-rata bergaya surealis, dengan unsur budaya yang kental, dekat dengan kehidupan, serta warna-warna pastel dan hangat yang memberikan kesan tersendiri. Ngeliat karyanya itu berasa ditarik ke dunia lain deh, dunia khayali teteh Azisa itu sendiri :p. Nah, Teteh Azisa juga udah "nelorin" karyanya, seperti "Satu Atap", "Mantra", "Palapa" dan "Bandung Faerie Project".
 Kecintaannya pada kota Bandung dan bangunan tua tampak jelas dari tiap karyanya, entah dari komik, atau lukisannya yang menggambarkan kerinduannya akan Bandung yang sejuk, rindang, banyak bangunan bersejarah dan hal-hal lain yang dirusak oleh kapitalisme.
Apa yang bikin gw kagum sama teteh geulis ini? lagi-lagi jelas karena artworknya, yang sudah tidak perlu diragukan lagi, sangat luar biasa! Ngga percaya? coba aja liat sendiri.. hampir semua dikerjakan secara manual lho, dengan pensil dan cat air. Buat gw yang sangat dongo dalam menggunakan cat air, teknik teh Zisa dalam menggunakan cat air adalah satu hal yang sangat gw sembah, tone warna yang dihasilkan begitu lembut, menyatu dengan gambar, sehingga perasaan teh Zisa yang percaya bahwa naga dan peri itu beneran ada (gw juga percaya dan masih percaya!) ikut tersampaikan dalam karya-karyanya. Setelah mendapatkan kesempatan bertemu langsung dengan orangnya, ternyata teh Zisa orangnya lucu! Ramah, dan kadang tergopoh-gopoh, terutama saat sedang menanggapi request-request dari para penggemarnya, hihihihi~~
Kehadirannya dalam dunia perkomikan memberikan "warna" dalam dunia komik itu sendiri, dan perlu diakui, gaya gambar gw sempat terpengaruh oleh gaya gambar teh Zisa, yang ternyata memang ngga bisa dan ngga akan pernah bisa menyamainya.
Yes teh Zisa, I do believe in fairy tales! And dragons, don't forget the dragons!

Sheila Rooswita, seorang ibu yang bangga, dan.. garing:p
Nah, yang ini agak beda.. gw mengenal karya mbak Sheila yang akrab dipanggil Lala ini dari karyanya, sebuah komik curhat berjudul "Curhat si Lala". Sebuah komik yang berisi curhatan kehidupan sehari-harinya, mulai dari awal nikah, hamil, sampe soal mudik~
karyanya bisa diliat di http://www.okeboo.multiply.com/ dan http://www.sheilasplayground.blogspot.com/. Komik "Curhat si Lala", menurut gw, adalah sebuah karya yang jujur, lucu dan sangat menghibur. Mbak Lala ini juga bangga akan ke-garingannya, boleh dibaca dalam karyanya "Komikriuk 1" dan Komikriuk 2", terbukti kan? saking garingnya, sampe jadi 2 buku loh.. anehnya, meskipun garing, tetep bisa bikin kita tersenyum bahkan ketawa, sambil nyeletuk "apaan sih ini oraaaaaaaaaaaang??" hehehehehe.. Goresan tangannya yang tegas menghasilkan gambar-gambar kartun yang jenaka, dengan tokoh yang tidak jauh dari kehidupannya, dirinya sendiri, suaminya, anaknya, papa mamanya, mertuanya, anjingnya, bahkan artis Hollywood pun engga luput dari korban kegaringannya.
Dalam sebuah event, gw mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan mbak Lala, and guess what? Mbak Lala itu cantik lho, manis, masih keliatan kayak mahasiswi *ciaelaaaaaaah~* orangnya juga ramah, langsung keliatan kalo mbak lala itu memang humoris, yang tergambar dari karya-karyanya.
Apa yang bikin gw mengagumi mbak Lala? Kemampuannya mengemas kesehariannya menjadi satu bentuk cerita yang menarik, itulah kelebihannya. Sama seperti mas Sweta dan teh Zisa, Mbak Lala membuka mata gw agar menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar, siapa yang menyangka kalo perjalanan mudik mengandung banyak sekali cerita? Siapa yang mengira kalo urusan berat badan atau awal-awal kehamilan bisa menjadi cerita jenaka? Siapa yang menyangka kalau ternyata kehidupan kita adalah sebuah cerita yang menarik untuk dibagikan kepada orang lain? Mbak Lala mengajarkan hal-hal tersebut kepada gw melalui karyanya.


Nah, itulah mereka, yang dengan seenaknya membakar semangat gw, hehehehe.. sebenernya ngga cuma mereka bertiga, tentunya banyak komikus lainnya, yang udah gw sebut sebelumnya, yang menginspirasi gw.. tapi ngga mungkin rasanya gw kupas habis mereka semua dalam post ini...
Sampai sekarangpun gw masih terus mengejar cita-cita gw sejak kecil, yaitu menjadi Komikus dan Ilustrator. Dan gw punya satu impian, memiliki sebuah karya, yang diletakkan dalam satu rak dengan karya-karya mereka, inspirator gw, di toko-toko buku di seluruh penjuru Nusantara.
Sekarang, gw bukan siapa-siapa, belum jadi apa-apa, tapi gw akan terus berusaha hingga suatu saat nanti, nama gw akan pantas didampingkan bersebelahan dengan nama-nama mereka sebagai salah satu yang menjadi "kaki" raksasa perkomikan Indonesia yang telah bangkit, yang dengan mantap menjejak dan melangkah merambah dunia.. dan mungkin akan menjadi inspirasi bagi orang lain, seperti mereka juga? siapa tau.. Suatu saat nanti..




---terima kasih kepada semua nama yang saya sebutkan dalam post ini, tanpa kalian, mungkin imajinasiku akan mati ditelan realita---
Diberdayakan oleh Blogger.