Nama dan kesalahpahaman

Minggu, 24 Juni 2012

| 0 comments
selamat pagi, siang, sore, malam, dini hari, terserah kapan kalian membaca blog ini..
kali ini gw mau sedikit narsis dan menceritakan perihal nama gw..

selama 22 tahun hidup dan menjejakkan kaki di atas bumi pertiwi ini, gw memiliki beberapa masalah, salah satunya adalah soal nama. Nama gw yang memang ngga begitu umum bagi kebanyakan orang Indonesia.. apakah itu menjadikan gw hipster karena nama gw ngga mainstream? bodo amat..

Hmmm.. oke.. jadi gini, pertama gw jelasin dulu, banyak yang mengira gw keturunan Jepang setelah mengetahui nama gw, dan perlu gw luruskan, bahwa gw TIDAK memiliki keturunan Jepang, melainkan ARAB dari nenek buyut gw, itu berarti nenek moyang gw adalah orang Arab, dan banyak orang yang tidak percaya, karena gw matanya sipit, sehingga selalu dikira keturunan Cina, atau Jepang, satu-satunya hal yang membuktikan gw keturunan Arab adalah jenggot gw yang fantastis ini..
nah, kembali soal nama, gw kembali menjelaskan, nama lengkap gw adalah Aruga Perbawa Rizqi, itu pemberian orangtua gw, artinya kurang lebih begini:

Aruga diambil dari bahasa Sanskerta, Raga, yang artinya "Tubuh/badan".
Perbawa dari bahasa yang sama, artinya "Membawa".
Rizqi, ya artinya "Rizki/Rejeki".

Jadi kesimpulannya, arti nama gw adalah "Badan yang membawa rejeki", sebuah doa dari kedua orangtua gw..
yah.. semoga aja suatu saat, doa dari kedua orangtua gw ini menjadi kenyataan.. amin..

ada lagi hal random yang menurut gw menyenangkan perihal nama gw ini..
karena gw penasaran soal nama gw yang dibilang mirip nama Jepang ini, gw iseng nyari di pesbuk, gw search nama "Aruga". Hasilnya? beberapa muncul, dan kebanyakan adalah orang Jepang dan Spanyol!!

Gw memutuskan untuk nge-add seorang Jepang bernama Aruga Konomi. Ternyata dia confirm friend request gw, dan kita pun ngobrol, kebetulan Konomi ini lama bersekolah di Kanada, jadi bahasa Inggrisnya fasih, dan gw jadi ngga begitu kesulitan berkomunikasi karena bahasa Inggris gw cukup baik, ketimbang bahasa Jepang yang pas-pasan..
Gw jelaskan sama Konomi, kalo gw nge-add dia karena kebetulan namanya sama, dan gw pengen tau arti nama "Aruga" menurut bahasa Jepang.. dan, Konomi pun dengan senang hati menjelaskan, bahwa "Aruga" adalah nama marganya dia, kalo jaman dulu sih itu nama klan, dan si Konomi ini keturunan keluarga Samurai, dan itu menjelaskan bahwa nama "Aruga" adalah nama marga dari klan Samurai pada jaman dulu, wew, gw jadi mesem-mesem sama penjelasannya dia, hohohoho~~

Lalu si Konomi kembali menjelaskan seperti ini:

"Woow...the meaning of your name rocks O.O
It's written "有賀" in Japanese, so 有 means famous, existing, and 賀 means celebrate, appreciate...
Actually, we don't have any specific meaning for our family names, but my familiy name is very rare( especialy, to read ARUGA) and it means something very good at least..so i love my name : ) Plus, it's from SAMURAI..that's awesome, isn't it?!"

 *ini adalah dialog sesungguhnya dari message yang dikirim oleh Konomi pada gw, dia ngejelasin pake bahasa Inggris*

mendengar penjelasan itu, maka mekarlah hidung gw, hahahahahahaha~~ dan sampai sekarang, gw dan Konomi masih berteman, gw janji sama dia, kalo gw ke Jepang, pasti akan nemuin dia, dan dia akan dengan senang hati jadi guide gw slema di sana, begitu juga sebaliknya kalau dia ke Indonesia :)

Anyway, ini membuktikan bahwa memang orangtua selalu ingin yang terbaik untuk anaknya, tercermin dari nama gw ini, yang ternyata punya makna ganda, dan Alhamdulillah, memiliki arti yang luar biasa..

Sejak itu, gw jadi semakin bangga dengan nama gw, dan ketika kita berkenalan, gw akan dengan mantap memperkenalkan diri gw, gw adalah Aruga! :) :) :)

Terkadang aku iri

Kamis, 21 Juni 2012

| 0 comments
Terkadang aku iri pada mereka.

Para Hip-hop dan street dancer
yang menari mengikuti irama.
dengan gerakan-gerakan gemulai terkadang patah-patah.
membuat mereka yang melihatnya berdecak kagum.

Para musisi atau anak band.
yang memainkan instrumen pilihan mereka.
dengan kemampuan bermusik dan suara merdu sang vokalis.
membuat mereka yang menonton dan mendengarnya ikut menganggukkan kepala.

Para fotografer.
yang membidik tajam melalui lensa mereka.
dengan kemampuan yang mumpuni dan feeling yang kuat.
membuat mereka yang melihat hasil fotonya terperangah.

Aku, bukan seorang dancer.
gerakanku kaku, yang melihatku menari hanya akan tertawa melihat kebodohan di depan mereka.

Aku bukan pula musisi.
suaraku fals, dan aku buta nada, yang mendengarku bernyanyi atau bermain musik pasti akan menutup telinganya dan berkata, "hentikan!"

Juga bukan fotografer.
ketika selesai menjepret kamera, orang hanya akan berkomentar "hmmm.." ketika melihat hasil fotoku.

Tapi.

Aku punya pensil, penghapus dan kertas.

Di atas kertas aku memegang pensil dengan mantap.

Kertas adalah dancefloor-nya, dan di atas dancefloor tangkanku menari dengan handal seperti para dancer itu.

Ujung grafit pensilku adalah instrumennya, goresannya di atas kertas menciptakan nada-nada dan musiknya sendiri.

Mata, otak dan kertas menyatu menjadi sebuah memory card atau roll film, yang akan melihat, merekam dan mengabadikan semuanya dalam sebentuk ilustrasi sederhana.

Di atas kertas aku menari, di atas kertas aku bermain musik, di atas kertas aku menghentikan waktu.

Mungkin aku tidak bisa membuat orang berdecak kagum dengan kehebatanku dalam menari, atau meluluhkan hati wanita dengan permainan musik dan dengan hasil jepretanku.

Tapi dengan kertas, pensil dan penghapus, aku bisa tersenyum.

Dengan kertas, pensil dan penghapus, aku bisa mengabadikan senyummu.

Dengan kertas, pensil dan penghapus.

Aku hidup.

Dan akan terus hidup.

Satu

| 0 comments
Aku.

Satu di antara milyaran manusia yang hidup dan menjejak di atas Planet Biru ini

Satu di antara jutaan jiwa yang menapak di tanah Bumi Pertiwi.

Satu di antara ratusan ribu insan yang berlalu lalang di Ibu Kota.

Satu di antara sekumpulan orang yang sedang menunggu metromini di pinggir jalan.

Satu di antara mereka yang berteduh menghindari teriknya panas matahari.

Satu di antara banyaknya pejalan kaki yang berusaha menyeberang jalan.

Satu di antara serombongan pengendara motor yang berebut minta jalan.

Satu di antara segelintir yang menikmati dinginnya teh botol di warung.

Satu di antara para mahasiswa yang berusaha mengejar deadline tugas mereka.

Satu di antara bangunan-bangunan beton yang menjulang.

Satu di antara deru mesin dan asap knalpot.

Satu di antara angin kering yang menghembus.

Satu di antara gelak tawa.

Satu di antara teriakan marah.

Satu di antara isakan tangis.

Satu di antara napas lega.

Satu di antara kalian.

Satu.

Yang tidak akan pernah menjadi seribu.
Diberdayakan oleh Blogger.